Minggu, 07 Oktober 2007

budaya indonesia

pengertian kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah , yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere , yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah diNusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

Melville J. Herskovits danBronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism . Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink , kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor , kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. lain-lain,

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

KEBUDAYAAN atau kultur adalah salah satu dari dua atau tiga istilah paling rumit dalam bahasa Inggris, kata Raymond Williams. Meskipun demikian, yang menarik adalah istilah itu kini bukan lagi monopoli antropologi. Ia telah menjadi salah satu kategori yang paling umum digunakan banyak pihak meski dalam berbagai arti yang berbeda-beda. Dalam hal ini, popularitasnya berjajaran dengan kategori macam gravitasi dalam fisika, penyakit dalam kedokteran, atau evolusi dalam biologi. Akan tetapi, yang lebih penting adalah bahwa sejak pertengahan abad 20 hingga awal milenium ketiga ini kebudayaan menjadi pusat gravitasi bidang filsafat juga.

Banyak definisi tentang kebudayaan yang dikemukakan para pakar. Arkeolog R. Soekmono mengatakan kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan alam penghidupan. Antropolog Koentjaraningrat berpendapat kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Kebudayaan

Kebudayaan atau kultur adalah konsep yang telah sangat tua. Kata latinnya, cultura, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman atau ternak. Istilah itu selanjutnya telah berubah menjadi gagasan tentang keunikan adat kebiasaan suatu masyarakat. Berkembang lebih lanjut, ia menjadi multidimensi bersama dengan munculnya berbagai pendapat tentang apa makna perbedaan dan keunikan-keunikan itu dalam memahami manusia umumnya sejak abad 17 hingga 19.

Baru di awal abad 20 (sekitar 1920-an) konsep kebudayaan masuk ke wilayah antropologi, terutama melalui pemikiran Frans Boas, yang kemudian membawa kecenderungan umum untuk melihat kebudayaan secara pluralistik dan non- evaluatif. Lantas dalam pengertian modern istilah kebudayaan lebih berkembang lagi dan semakin kompleks melalui para tokoh macam Gehlen, Bennett, Herskovitz, Mead, Levi-Strauss, Geetrz, James Clifford, hingga Raymond Williams.

Akhirnya, konsep itu kini bahkan keluar dari batas wilayah antropologi dan masuk ke bidang studi sejarah, politik, kajian sastra, ekologi, kajian tentang perdamaian, dan terutama menggumpal dalam sosok interdisipliner "cultural studies", di mana komik Superman atau musik rap, misalnya, dilihat berebut pengaruh dengan retorika para tokoh politik atau dengan karya sastra "tinggi".

Meskipun pengertian kebudayaan kini telah menjadi sedemikian luas, toh ada beberapa tendensi umum yang terus-menerus berlaku dalam pemahaman modern atas kebudayaan itu, yang sebetulnya kini telah menjadi problematis setelah kemunculan fenomenologi dan hermeneutik. Pertama, tendensi untuk memandang kebudayaan sebagai sistem makna secara sinkronik dan a-historis.

Kalaupun sejarah dilihat di sana, maka itu potongan-potongan tertentu saja sejauh relevan dalam penyelidikan makna beserta konteksnya. Kedua, kebudayaan selalu dilihat sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan konsistensi dan integrasi antarunsurnya, kendati kompleks. Ketiga, kebudayaan dipahami sebagai semacam konsensus sosial tentang kepercayaan, sikap dasar, dan disposisi yang tepat (R Benedict). Dengan demikian, kebudayaan sekaligus juga dianggap sebagai prinsip utama tatanan sosial.

Kebudayaan sendiri memiliki tujuh unsur yang bersifat universal Unsur-unsur tersebut ada dan terdapat di dalam semua kebudayaan dari semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi, dan kesenian.

Unsur-unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  • Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  • Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakatuntuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluargaadalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

    Wujud dan komponen

    Wujud

    Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

    Perubahan sosial budaya

    Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

    Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:

  • tekanan kerja dalam masyarakat
  • keefektifan komunikasi
  • perubahan lingkungan alam.[4]

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman espertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan. berujung pada ditemukannya sistem

Warisan Budaya

Bangsa Indonesia meninggalkan Candi Borobudur. Dalam pembuatannya candi ini menghabiskan sekitar 55.000 meter kubik batu andesit. Satu batunya mencapai berat puluhan hingga ratusan kilogram. Banyak hasil budaya bangsa Indonesia lainnya yang sampai kini masih tetap dilestarikan. Salah satunya dalam bentuk peninggalan arkeologi.
Peninggalan arkeologi termasuk warisan budaya hasil proses sejarah bangsa sepanjang masa.

Kebudayaan Tradisional Di Indonesia

Tarian

Musik

Alat Musik

Gambar

Patung

Kain

Suara

  • Jawa: Sinden.
  • Sumatra: Tukang cerita.

Sastra/Tulisan

Makanan

Batak: Saksang, lomok-lomok, napinadar, namargota, na niura.

Minuman

Kebudayaan Modern Khas Indonesia

Tidak ada komentar: