Kamis, 18 Oktober 2007

Gaji???

Merenung bukan berarti melamun

Suatu saat, anda sudah berhasil melewati beberapa tahapan wawancara di suatu perusahaan. Sang manajer terlihat antusias dan tertarik untuk merekrut anda.
Kemudian dia melontarkan satu pertanyaan, “ Berapa gaji yang anda inginkan ?” Jika tidak mempersiapkan diri untuk pertanyaan ini, pastilah anda bingung, harus menjawab apa.
Negoisasi gaji merupakan salah satu bagian tersulit dalam mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Jika anda menyebutkan angka yang terlalu tinggi, perusahaan mungkin akan mengurungkan niatnya merekrut anda. Sebaliknya, jika jumlah yang diminta terlalu rendah,anda diterima,namun gaji yang didapatkan dibawah standar yang seharusnya dibayarkan perusahaan tersebut.Setelah bekerja selama beberapa waktu, ternyata anda mengetahui fakta tersebut , pastilah anda akan merasa kecewa. Dan satu lagi yang patut diketahui, meminta kenaikan gaji, walaupun mungkin, bukanlah proses yang mudah.

Untuk “memenangkan” negosisasi gaji pada saat interview, ikuti petunjuk berikut :

PERATURAN NO. 1 : Dapatkan Informasi

Sebelum wawancara,manfaatkan networking anda. Anda bisa mendapatkan informasi dari teman atau senior anda yang bekerja di di perusahaan tersebut/industri serupa , terutama untuk divisi atau posisi yang sama.Sumber lain adalah internet atau tabloid yang memuat mengenai survey/informasi gaji.

PERATURAN NO. 2 : Mendengarkan

Di awal wawancara, jangan pernah langsung menyebutkan berapa gaji yang anda inginkan. Semakin lama anda”menunda”, maka semakin banyak informasi yang bisa didapatkan untuk “memenangkan” negoisasi gaji. Langkah awal, pada saat wawacara, anda sebaiknya “mencari tahu” dari sang pewawancara, ada berapa banyak kandidat untuk posisi tersebut, dan telah berapa lama lowongan tersebut dibuka. Jika lowongan tersebut telah dibuka dalam waktu yang lama, ada kemungkinan perusahaan kesulitan untuk mendapatkan kandidat yang memenuhi kualifikasi. Jika anda high qualified, mungkin anda bisa mendaptkan nominal yang dinginkan.

PERATURAN KE 3 : Berlatih

Anda boleh menyebutkan sejumlah angka pada saat bernegoisasi. Tetapi jangan terlalu tinggi dari standar gaji yang berlaku untuk industri/ perusahaantersebut. Jika ini terjadi, pewawancara malah menganggap anda tidak serius.Ini berarti anda kehilangan kesempatan. Jika anda menginginkan sejumlah nominal yang tinggi untuk gaji anda, katakanlah sejumlah gaji pada top range, tunjukkah bahwa anda kualifikasi anda memang pantas untuk itu. Sebelum hari wawancara, anda bisa mempersiapkan “pidato” selama 1-2 menit yang mendeskrisikan apa yang anda bisa berikan untuk perusahaan jika anda diterima bekerja di tempat tersebut.

Satu hal yang harus dingat, pada saat perusahaan memberikan penawaran, anda tidak harus memberikan jawaban saat itu juga. Anda bisa minta waktu untuk mempertimbangkan semuanya dalam mengambil keputusan. Jika tawaran perusahaan lebih rendah dari yang anda harapkan, anda bisa saja menolak. Apalagi pada saat bersamaan, ada tawaran yang lebih menggiurkan dari perusahan lain. Namun, ada hal lain yang patut dipertimbangkan, apakah posisi yang ditawarkan nerupakan langkah strategis untuk perkembangan karir anda.

BEBERAPA SITUASI DALAM NEGOSISASI GAJI :

1. Perusahaan melakukan “secreening phobe call”

Yang harus anda lakukan adalah bertanya dengan sopan mengenai kisaran gaji untuk posisi tersebut.
Jika si penelpon tidak memberikan informasi untuk hal tersebut, anda sebaiknya merespon dengan mengatakan,” Berdasarkan informasi yang saya dapatkan mengenai standar gaji untuk industri ini, mencakup gaji pokok, lembur, training, dan fasilitas yang ada, asuransi kesehatan, biaya perjalanan, jenjang karir,bonus, komisi, dan jenis profit sharing lainnya, gaji yang saya inginkan berkisar Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,- ( berikan kisaran yang luas).Saya bersedia datang untuk wawancara pada hari X jam X. Apakah Bapak/ ibu bersedia mempertimbangkan?

2. Jika pewawancara mengajukan pertanyaan mengenai gaji pada saat awal wawancara, anda punya 3 pilihan :

a. Berusaha menunda negoisasi dengan mengatakan, “Saya melamar untuk posisi ini karena sangat tertarik akan bidang ini dan perusahaan anda.Tetapi saya rasa saya baru bisa membahas masalah gaji dengan anda setelah kita berdua “yakin” bahwa saya memang memenuhi kualifikasi untuk posisi ini.”

b. Memberikan respon yang tidak spesifik dengan mengatakan, “ Selama saya dibayar sesuai standar perusahaan anda dan tanggung jawab yang harus saya penuhi untuk posisi ini, saya rasa tidak ada masalah.”

c.”Membalikkan” pertanyaan kepada pewawancara

Jika pewawancara melontarkan pertanyaan di awal wawancara ,” Jika anda diterima bekerja di sini, berapa gaji yang anda inginkan?
Maka anda bisa menjawab seperti ini, ‘ Saya sangat tertarik untuk berkerja di sini, menjadi bagian dari perusahaan ini. Tetapi sebelumnya saya ingin mengetahui, untuk kualifikasi kandidat dengan latar pendidikan dan keahlian seperti saya, berapakah standar gaji di perusahaan ini ?

3. Negoisasi gaji di pertengahan wawancara

a. Perusahaan menawarkan gaji dalam kisaran yang sesuai/ bisa anda terima
• Pewawancara mengatakan, “ Gaji untuk posisi ini berkisar dari Rp xxx,- sampai dengan Rp yyy,- Apakah anda bersedia menerima tawaran ini ?
• Yang harus anda katakan, “ Saya sangat menghargai tawaran ini. Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini.Jumlah yang anda sebutkan tadi adalah yang seperti saya harapkan untuk gaji pokok,ditambah dengan beberapa aspek lainnya seperti asuransi, uang lembur, dan fasilitas lainnya.

b. Anda hanya tertarik pada top range dari gaji yangdi tawarkan
Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas tawaran anda untuk bergabung dengan perusahaan ini. Saya yakin berbagai keahlian yang saya miliki merupakan benefit bagi perusahaan ini.Berdasarkan apa yang saya ketahui mengenai standar gaji dan penawaran dari perusahaan lain,saya harus mengatakan bahwa saya hanya bisa mengatakan “ya” untuk kisaran atas dari jumlah yang Bapk/ Ibu sebutkan tadi .

c. Jika anda sama sekali tidak tertarik dengan gaji yang ditawarkan.
Yang harus anda katakan, “Terimakasih atas tawaran Bapak/ Ibu untuk bergabung dengan perusahaan ini. Saya sangat tertarik untuk mengaplikasikan yang telah saya pelajari selama kuliah di perusahaan ini.Namun ada beberapa perusahaan lain yang juga memberikan tawaran kepada saya, untuk posisi yang sama dan gaji yang lebih tinggi. Tentu saja, uang bukan faktor penentu utama, saya juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti training, jenjang karir,dan sebagainya.

d. Pewawancara tidak menyebutkan jumlah kisaran gaji
Yang harus anda katakan,” Dari apa yang saya ketahui, berdasarkan standar industri, gaji pokok untuk posisi ini adalah sebesar Rp xxx. Dan berdasarkan pendidikan dan keahlian yang saya miliki, saya mengharapkan gaji pada middle range, katakan lah Rp yyy. Baagimana menurut Bapak/ Ibu ?

4. Jika pewawancara memberikan penawaran di akhir wawancara
Ini berarti pewawancara sangat tertarik untuk merekrut anda. Yang harus anda katakan, “ Saya siap untuk menerima penawaran terbaik dari perusahaan ini.”
Dan jika gaji ditawarkan memang seperti apa yang anda inginkan, katakan , “Hal terpenting bagi saya adalah kesempatan untuk bergabung di perusahaan ini, dan saya yakin gaji yang ditawarkan sangat kompetitif.”

petunjuk untuk “FRESH GRADUATES”
• Perusahaan memilih anda karena kualifikasi yang dimiliki, bukan gaji yang anda sebutkan. Perusahaan menerima anda bekerja adalah untuk meningkatkan profit mereka.
• Dalam wawancara, anda harus meyakinkan bahwa anda mampu mengerjakan tugas/tanggung jawab untuk posisi tersebut. Jika tidak, mereka tidak akan memberikan penawaran apapun bagi anda.
• Jika anda belum memiliki pengalaman kerja, ingat akan kualitas anda yaitu pendidikan dan keahlian.Dua hal itulah yang akan membuat anda sukses di dunia kerja.
• Apa yang membuat perusahaan memutuskan menerima anda ? 95% nya berdasarkan kepribadian, antusiasme, dan keahlian anda. 5% nya adalah karena keahlian khusus yang anda miliki.

PERATURAN NO. 4 : Jika Penawaran Resmi Telah Dibuat
Jika penawaran resmi telah dibuat, ajukan pertanyaan sebagai berikut :
• Apakah ada kesempatan promosi untuk posis ini ? Untuk posisi atau level apa?
• Kapan dan bagaimanakah penilaian kinerja pegawai untuk posis ini ?
• Apakah penilaian tersebut termasuk untuk review gaji ?
• Seperti apakakah peningkatan gaji yang ditawarkan untuk 3-5 tahun mendatang?

• PASTIKAN BAHWA PENAWARAN GAJI TELAH MENCAKUP KESELURUHAN DAN DALAM BENTUK TERTULIS.
• PASTIKAN ANDA TELAH MENGEVALUASI KESELURUHAN KOMPENSASI YANG DITAWARKAN, BUKAN HANYA GAJI.

Selain gaji, biasanya perusahaan juga memberikan kompensasi dalam bentuk :
• Asuransi kesehatan ( dengan atau tanpa mencakup perawatan gigi & mata ) .Walaupun perusahaan tidak meng-cover semua biaya , fasilitas ini akan membuat anda membayar lebih murah.
• Asuransi jiwa.
• Asuransi kecelakaan, terutama untuk pegawai yang sering bepergian/ jenis pekerjaan dengan risiko tinggi
• Peningkatan gaji untuk 3-5 tahun pertama.Apakah hanya peningkatan pertahun? Atau ada peningkatan gaji/pemberian bonus berdasarkan prestasi kinerja ?
• Fasilitas cuti
• Biaya pensiun ( berlaku untuk perusahaan tertentu)
• Profit sharing
• Stock option.
Beberapa perusahaan menerapkan sistem pembagian saham kepada karyawan
• Training atau pendidikan tertentu
• Uang lembur & transportasi
• Fasilitas kredit kendaraan/rumah

PERATURAN NO. 5 : Hal lain yang harus diperhatikan
• Ucapkan terimakasih atas penawaran yang diberikan
• Jangan langsung bernegoisasi pada saat pewawancara menyebutkan penawaran.Mintalah waktu untuk mempertimbangkan kompensasi secara keseluruhan,bukan hanya gaji.
• Pada saat bernegoisasi, jangan katakan,’ Saya meminta,” Yang terbaik anda harus mengatakan, ‘ Saya mengharapkan…., “
• Terkadang gaji yang ditawarkan mungkin lebih rendah dari yang anda inginkan.Sebelum meng-iya-kan atau menolak, pertimbangkanlah faktor lain seperti reputasi perusahaan, budaya perusahaan, suasana kerja, macam asuransi yang ada, training dan pendidikan, dan sebagainya.

Minggu, 07 Oktober 2007

budaya indonesia

pengertian kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah , yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere , yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal yang telah ada sebelum bentuknya nasional Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia.

Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.

Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang singgah diNusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.

Melville J. Herskovits danBronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism . Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink , kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor , kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adatistiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. lain-lain,

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

KEBUDAYAAN atau kultur adalah salah satu dari dua atau tiga istilah paling rumit dalam bahasa Inggris, kata Raymond Williams. Meskipun demikian, yang menarik adalah istilah itu kini bukan lagi monopoli antropologi. Ia telah menjadi salah satu kategori yang paling umum digunakan banyak pihak meski dalam berbagai arti yang berbeda-beda. Dalam hal ini, popularitasnya berjajaran dengan kategori macam gravitasi dalam fisika, penyakit dalam kedokteran, atau evolusi dalam biologi. Akan tetapi, yang lebih penting adalah bahwa sejak pertengahan abad 20 hingga awal milenium ketiga ini kebudayaan menjadi pusat gravitasi bidang filsafat juga.

Banyak definisi tentang kebudayaan yang dikemukakan para pakar. Arkeolog R. Soekmono mengatakan kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan alam penghidupan. Antropolog Koentjaraningrat berpendapat kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Kebudayaan

Kebudayaan atau kultur adalah konsep yang telah sangat tua. Kata latinnya, cultura, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan pengembangan tanaman atau ternak. Istilah itu selanjutnya telah berubah menjadi gagasan tentang keunikan adat kebiasaan suatu masyarakat. Berkembang lebih lanjut, ia menjadi multidimensi bersama dengan munculnya berbagai pendapat tentang apa makna perbedaan dan keunikan-keunikan itu dalam memahami manusia umumnya sejak abad 17 hingga 19.

Baru di awal abad 20 (sekitar 1920-an) konsep kebudayaan masuk ke wilayah antropologi, terutama melalui pemikiran Frans Boas, yang kemudian membawa kecenderungan umum untuk melihat kebudayaan secara pluralistik dan non- evaluatif. Lantas dalam pengertian modern istilah kebudayaan lebih berkembang lagi dan semakin kompleks melalui para tokoh macam Gehlen, Bennett, Herskovitz, Mead, Levi-Strauss, Geetrz, James Clifford, hingga Raymond Williams.

Akhirnya, konsep itu kini bahkan keluar dari batas wilayah antropologi dan masuk ke bidang studi sejarah, politik, kajian sastra, ekologi, kajian tentang perdamaian, dan terutama menggumpal dalam sosok interdisipliner "cultural studies", di mana komik Superman atau musik rap, misalnya, dilihat berebut pengaruh dengan retorika para tokoh politik atau dengan karya sastra "tinggi".

Meskipun pengertian kebudayaan kini telah menjadi sedemikian luas, toh ada beberapa tendensi umum yang terus-menerus berlaku dalam pemahaman modern atas kebudayaan itu, yang sebetulnya kini telah menjadi problematis setelah kemunculan fenomenologi dan hermeneutik. Pertama, tendensi untuk memandang kebudayaan sebagai sistem makna secara sinkronik dan a-historis.

Kalaupun sejarah dilihat di sana, maka itu potongan-potongan tertentu saja sejauh relevan dalam penyelidikan makna beserta konteksnya. Kedua, kebudayaan selalu dilihat sebagai suatu kesatuan yang utuh dengan konsistensi dan integrasi antarunsurnya, kendati kompleks. Ketiga, kebudayaan dipahami sebagai semacam konsensus sosial tentang kepercayaan, sikap dasar, dan disposisi yang tepat (R Benedict). Dengan demikian, kebudayaan sekaligus juga dianggap sebagai prinsip utama tatanan sosial.

Kebudayaan sendiri memiliki tujuh unsur yang bersifat universal Unsur-unsur tersebut ada dan terdapat di dalam semua kebudayaan dari semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi, dan kesenian.

Unsur-unsur

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  • Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  • Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakatuntuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluargaadalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

    Wujud dan komponen

    Wujud

    Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

    Perubahan sosial budaya

    Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

    Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:

  • tekanan kerja dalam masyarakat
  • keefektifan komunikasi
  • perubahan lingkungan alam.[4]

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman espertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan. berujung pada ditemukannya sistem

Warisan Budaya

Bangsa Indonesia meninggalkan Candi Borobudur. Dalam pembuatannya candi ini menghabiskan sekitar 55.000 meter kubik batu andesit. Satu batunya mencapai berat puluhan hingga ratusan kilogram. Banyak hasil budaya bangsa Indonesia lainnya yang sampai kini masih tetap dilestarikan. Salah satunya dalam bentuk peninggalan arkeologi.
Peninggalan arkeologi termasuk warisan budaya hasil proses sejarah bangsa sepanjang masa.

Kebudayaan Tradisional Di Indonesia

Tarian

Musik

Alat Musik

Gambar

Patung

Kain

Suara

  • Jawa: Sinden.
  • Sumatra: Tukang cerita.

Sastra/Tulisan

Makanan

Batak: Saksang, lomok-lomok, napinadar, namargota, na niura.

Minuman

Kebudayaan Modern Khas Indonesia

Sabtu, 06 Oktober 2007

perekonomian indonesia


Ekonomi Indonesia

Indonesia memiliki ekonomi berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah memiliki lebih dari 164 BUMN dan menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah menjaga banyak porsi dari aset sektor swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang. Indonesia mempunyai sebuah ekonomi berasaskan pasaran yang kerajaannya memainkan peranan yang ketara. Kerajaannya memiliki melebihi 164 buah syarikat dan mengawal sebilangan harga barang asas, termasuk bahan api, beras, dan elektrik. Selepas Krisis Kewangan Asia yang bermula pada pertengahan tahun 1997, kerajaan Indonesia mengambil alih sebahagian besar aset sektor swasta melalui pemerolehan pinjaman bank tidak berbayar dan aset korporat dalam proses penyusunan semula pinjaman.

Latar belakang

Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto, ekonomi Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari $1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat, inflasi ditahan sekitar 5%–10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran pembangunan dibiayai melalui bantuan asing.

Pada pertengahan 1980-an pemerintah mulai menghilangkan hambatan kepada aktivitas ekonomi. Langkah ini ditujukan utamanya pada sektor eksternal dan finansial dan dirancang untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan di bidang ekspor non-minyak. GDP nyata tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7% dari 19871997, dan banyak analisis mengakui Indonesia sebagai ekonomi industri dan pasar utama yang berkembang.

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari 1987–1997 menutupi beberapa kelemahan struktural dalam ekonomi Indonesia. Sistem legal sangat lemah, dan tidak ada cara efektif untuk menjalankan kontrak, mengumpulkan hutang, atau menuntut atas kebangkrutan. Aktivitas bank sangat sederhana, dengan peminjaman berdasarkan-"collateral" menyebabkan perluasan dan pelanggaran peraturan, termasuk batas peminjaman. Hambatan non-tarif, penyewaan oleh perusahaan milik negara, subsidi domestik, hambatan ke perdagangan domestik, dan hambatan ekspor seluruhnya menciptakan gangguan ekonomi.

Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya. Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF) mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto. Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama, hingga pada akhirnya Presiden Suharto terpaksa mengundurkan diri pada Mei 1998. Di bulan Agustus 1998, Indonesia dan IMF menyetujui program pinjaman dana di bawah Presiden B.J Habibie. Presiden Gus Dur yang terpilih sebagai presiden pada Oktober 1999 kemudian memperpanjang program tersebut.

Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK) per kapita bertumbuh pada kadar 545% yang sangat memeranjatkan semasa dekad 1970-an, dirangsangkan oleh permintaan minyak. Walaupun demikian, kadar itu tidak dapat dikekalkan dan pertumbuhan ekonomi jatuh dengan ketara kepada kadar 20% yang mudah diurus pada dekad 1980-an dan 13% pada dekad 1990-an.

Semasa tiga puluh tahun "Orde Baru" kerajaan Presiden Suharto, ekonomi Indonesia bertumbuh dari KDNK per kapita sebanyak AS$70 sehingga melebihi AS$1,000 menjelang tahun 1996. Melalui dasar kewangan dan belanjawan yang bijak, inflasi dikawal pada julat antara 5%–10%, dengan rupiah bersifat stabil dan boleh diramalkan. Kerajaan Indonesia mengelakkan pembiayaan dalam negeri untuk kurangan belanjawan, dengan kebanyakan belanjawan pembangunan dibiayai oleh bantuan asing konsesi.

Pada pertengahan dekad 1980-an, kerajaan Indonesia memulakan proses penghapusan halangan-halangan kawal selia terhadap kegiatan ekonomi. Langkah-langkah itu ditujukan khusus kepada sektor-sektor luaran serta kewangan dan direka bentuk untuk merangsangkan penggajian dan pertumbuhan dalam sektor eksport bukan minyak. Pertumbuhan KNK tahunan sebenar mencapai hampir 7% pada puratanya antara tahun-tahun 19871997, dan kebanyakan penganalisis mengiktiraf Indonesia sebagai sebuah ekonomi perindustrian yang baru serta pasaran utama yang sedang muncul.

Tahap-tahap tinggi pertumbuhan ekonomi antara tahun-tahun 1987–1997 menyelindung sebilangan kelemahan struktur dalam ekonomi Indonesia. Sistem-sistem undang-undang sangat lemah, dan tidak adanya cara yang berkesan untuk menguatkuasakan kontrak, memungut hutang, atau mendakwa kemuflisan. Amalan-amalan perbankan tidak canggih, dengan peminjaman berasaskan sandaran merupakan norma. Pencabulan peraturan-peraturan cermat, termasuk had-had peminjaman, juga merupakan suatu perkara yang biasa. Sekatan bukan tarif, pengenaan sewa oleh syarikat-syarikat kerajaan, subsidi dalam negeri, sekatan perdagangan dalam negeri, serta sekatan eksport, kesemuanya mewujudkan herotan ekonomi.

Masalah-masalah kewangan wilayah yang melanda Indonesia pada akhir tahun 1997 dengan cepatnya menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik. Gerak balas permulaan Indonesia adalah untuk mengapungkan rupiah, menaikkan kadar faedah dalam negeri, serta mengetatkan dasar belanjawan. Pada Oktober 1997, Indonesia dan Tabung Kewangan Antarabangsa (IMF) mencapai persetujuan terhadap sebuah rancangan pembaharuan ekonomi yang ditujukan pada penstabilan makroekonomi serta penghapusan sebilangan dasar ekonomi yang paling menjejaskan negara, seperti Rancangan Kereta Negara dan monopoli bunga cengkih, kedua-duanya melibatkan ahli-ahli keluarga Presiden Suharto. Bagaimanapun, mata wang rupiah gagal menstabilkan diri, dan Presiden Suharto terpaksa meletakkan jawatannya pada Mei 1998. Pada Ogos 1998, Indonesia dan IMF bersetuju tentang sebuah Kemudahan Tabung Tambahan (EFF) di bawah Presiden B. J. Habibie yang termasuk sasaran-sasaran pembaharuan struktur yang penting. Abdurrahman Wahid menjadi presiden pada bulan Oktober 1999, dan Indonesia sekali lagi memeterai lagi sebuah EFF dengan IMF pada Januari 2000 yang juga merangkumi berbagai-bagai pembaharuan ekonomi dan struktur serta sasaran-sasaran penguasaan.

Kesan-kesan kewangan dan ekonomi amat teruk. Pada tahun 1998, KDNK sebenar mengecut sebanyak 13.7%. Ekonomi Indonesia jatuh ke paras yang paling rendah pada pertengahan tahun 1999, dengan pertumbuhan KDNK sebenar hanya sebanyak 0.3% pada tahun itu. Inflasikemarau yang teruk pada tahun 1997–1998 memaksa Indonesia mengimport banyak beras, import pada keseluruhannya jatuh dengan ketara pada peringkat-peringkat awal krisis sebagai tindak balas kepada kadar pertukaran asing yang buruk, permintaan dalam negeri yang merosot, serta ketiadaan pelaburan-pelaburan yang baru. Walaupun tidak adanya statistik pengangguran yang boleh dipercayai, penggajian sektor formal mengecut dengan ketara. merosot sehingga 77% pada tahun 1998 tetapi pulih kepada 2% pada tahun 1999. Mata wang rupiah yang berada dalam julat Rp 2,400/AS$1 pada tahun 1997 merosot sehingga Rp 17,000/AS$1 pada kemuncak keganasan tahun 1998 dan kembali ke julat Rp 6,500–8,000/AS$1 pada akhir tahun itu. Ia telah ditukarkan pada julat Rp 6,500–9,000/AS$1 sejak masa itu, dengan turun naik yang ketara. Walaupun suatu

Pada akhir tahun 2005, Indonesia menghadapi sebuah 'minikrisis', akibat kenaikan harga minyak antarabangsa dan import. Mata wang merosot sehingga Rp 12,000/USD1 sebelum menjadi stabil. Kerajaan Indonesia terpaksa memotong subsidi-subsidi bahan apinya yang sangat mahal pada bulan Oktober; kosnya AS$14 bilion bagi tahun 2005. [1] Ini mengakibatkan harga bahan api pengguna naik melebihi dua kali serta inflasi dua angka. Keadaan tersebut telahpun menjadi stabil tetapi ekonomi Indonesia masih berjuang dengan inflasi sebanyak 17% pada bulan Januari 2006. Untuk meringankan hidup rakyat yang penuh dengan kesusahan, kerajaan Indonesia telah menawarkan sebuah subsidi sekali kepada para rakyat yang berlayak dan dengan itu, secara berkesan melancarkan skim faedah keselamatan sosial dibiayai kerajaan yang pertama di Indonesia.
Sejak dari awal tahun 2006, harapan ekonomi Indonesia adalah lebih positif. Ekonomi Indonesia bertumbuh dengan pesat sehingga 5.1% pada tahun 2004 dan mencapai 5.6% pada tahun 2005. Pendapatan per kapita sebenar mencapai peringkat-peringkat sebelum krisis, didorong khususnya oleh penggunaan dalam negeri yang terdiri daripada kira-kira 75% KDNK Indonesia. Bursa Saham Jakarta mencapai prestasi bursa saham yang terbaik di Asia pada tahun 2004pita merah birokrasi, serta amalan rasuah yang meluas. Bagaimanapun, terdapat sikap optimistik yang amat kuat di Indonesia dengan pemilihan reformis Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden dalam pilihan raya umum yang diadakan pada tahun 2004. dengan kenaikan sebanyak kira-kira 42%. Masalah-masalah yang masih melambatkan pertumbuhan ekonomi termasuk tahap pelaburan asing yang rendah,

Kajian Pengeluaran Publik

Sejak krisis keuangan Asia di akhir tahun 1990-an, yang memiliki andil atas jatuhnya rezim Suharto pada bulan Mei 1998, keuangan publik Indonesia telah mengalami transformasi besar. Krisis keuangan tersebut menyebabkan kontraksi ekonomi yang sangat besar dan penurunan yang sejalan dalam pengeluaran publik. Tidak mengherankan utang dan subsidi meningkat secara drastis, sementara belanja pembangunan dikurangi secara tajam.

Saat ini, satu dekade kemudian, Indonesia telah keluar dari krisis dan berada dalam situasi dimana sekali lagi negara ini mempunyai sumber daya keuangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Perubahan ini terjadi karena kebijakan makroekonomi yang berhati-hati, dan yang paling penting defisit anggaran yang sangat rendah. Juga cara pemerintah membelanjakan dana telah mengalami transformasi melalui ”perubahan besar” desentralisasi tahun 2001 yang menyebabkan lebih dari sepertiga dari keseluruhan anggaran belanja pemerintah beralih ke pemerintah daerah pada tahun 2006. Hal lain yang sama pentingnya, pada tahun 2005, harga minyak internasional yang terus meningkat menyebabkan subsidi minyak domestik Indonesia tidak bisa dikontrol, mengancam stabilitas makroekonomi yang telah susah payah dicapai. Walaupun terdapat resiko politik bahwa kenaikan harga minyak yang tinggi akan mendorong tingkat inflasi menjadi lebih besar, pemerintah mengambil keputusan yang berani untuk memotong subsidi minyak.

Keputusan tersebut memberikan US$10 milyar tambahan untuk pengeluaran bagi program pembangunan. Sementara itu, pada tahun 2006 tambahan US$5 milyar telah tersedia berkat kombinasi dari peningkatan pendapatan yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil secara keseluruhan dan penurunan pembayaran utang, sisa dari krisis ekonomi. Ini berarti pada tahun 2006 pemerintah mempunyai US$15 milyar ekstra untuk dibelanjakan pada program pembangunan. Negara ini belum mengalami ‘ruang fiskal’ yang demikian besar sejak peningkatan pendapatan yang dialami ketika terjadi lonjakan minyak pada pertengahan tahun 1970an. Akan tetapi, perbedaan yang utama adalah peningkatan pendapatan yang besar dari minyak tahun 1970-an semata-mata hanya merupakan keberuntungan keuangan yang tak terduga. Sebaliknya, ruang fiskal saat ini tercapai sebagai hasil langsung dari keputusan kebijakan pemerintah yang hati hati dan tepat.

Walaupun demikian, sementara Indonesia telah mendapatkan kemajuan yang luar biasa dalam menyediakan sumber keuangan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan, dan situasi ini dipersiapkan untuk terus berlanjut dalam beberapa tahun mendatang, subsidi tetap merupakan beban besar pada anggaran pemerintah. Walaupun terdapat pengurangan subsidi pada tahun 2005, total subsidi masih sekitar US$ 10 milyar dari belanja pemerintah tahun 2006 atau sebesar 15 persen dari anggaran total.

Berkat keputusan pemerintahan Habibie (Mei 1998 - Agustus 2001) untuk mendesentralisasikan wewenang pada pemerintah daerah pada tahun 2001, bagian besar dari belanja pemerintah yang meningkat disalurkan melalui pemerintah daerah. Hasilnya pemerintah propinsi dan kabupaten di Indonesia sekarang membelanjakan 37 persen dari total dana publik, yang mencerminkan tingkat desentralisasi fiskal yang bahkan lebih tinggi daripada rata-rata OECD.

Dengan tingkat desentralisasi di Indonesia saat ini dan ruang fiskal yang kini tersedia, pemerintah Indonesia mempunyai kesempatan unik untuk memperbaiki pelayanan publiknya yang terabaikan. Jika dikelola dengan hati-hati, hal tersebut memungkinkan daerah-daerah tertinggal di bagian timur Indonesia untuk mengejar daerah-daerah lain di Indonesia yang lebih maju dalam hal indikator sosial. Hal ini juga memungkinkan masyarakat Indonesia untuk fokus ke generasi berikutnya dalam melakukan perubahan, seperti meningkatkan kualitas layanan publik dan penyediaan infrastruktur seperti yang ditargetkan. Karena itu, alokasi dana publik yang tepat dan pengelolaan yang hati-hati dari dana tersebut pada saat mereka dialokasikan telah menjadi isu utama untuk belanja publik di Indonesia kedepannya.

Sebagai contoh, sementara anggaran pendidikan telah mencapai 17.2 persen dari total belanja publik- mendapatkan alokasi tertinggi dibandingkan sektor lain dan mengambil sekitar 3.9 persen dari PDB pada tahun 2006, dibandingkan dengan hanya 2.0 persen dari PDB pada tahun 2001,sebaliknya total belanja kesehatan publik masih dibawah 1.0 persen dari PDB. Sementara itu, investasi infrastruktur publik masih belum sepenuhnya pulih dari titik terendah pasca krisis dan masih pada tingkat 3.4 persen dari PDB. Satu bidang lain yang menjadi perhatian saat ini adalah tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar 15 persen pada tahun 2006, menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas sumber daya publik.

Sektor minyak dan galian

Negara memilik semua hak petroleum dan galian, dengan syarikat-syarikat asing menyertai sektor-sektor ini melalui perkongsian pengeluaran serta kontrak kerja. Para kontraktor minyak dan gas diperlukan membiayai semua kos cari gali, pengeluaran, serta pembangunan dalam kawasan kontrak masing-masing; mereka berhak untuk mendapat balik semua kos pengendalian, cari gali, dan pembangunan daripada minyak dan gas yang dikeluarkan. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia dijangka akan menghabiskan simpanan minyak mentahnya pada sekitar tahun 2020.

Sektor minyak

Indonesia ialah satu-satunya ahli Pertubuhan Negara-negara Pengeksport Petroleum (OPEC) Asia di luar Timur Tengah, serta juga satu-satunya ahli OPEC yang merupakan pengimport minyak pada keseluruhannya. Pada tahun kalendar 1998, sektor minyak dan gas (termasuk penapisan) memberikan sumbangan sebanyak kira-kira 9% kepada KDNK, manakala jumlah pengeluaran minyak mentah dan hasil pemeluwapannya pada tahun 1999 ialah 1.5 juta tong (240,000 ) setiap hari pada puratanya.

Pada awal tahun 2005, jumlah pengeluaran minyak mentah dan hasil pemeluwapannya merosot sehingga 1.07 juta tong sehari. Ini merupakan suatu kemerosotan yang amat besar, berbanding dengan jumlah pengeluaran pada sepanjang dekad 1990-an, akibat khususnya oleh medan minyak yang menua, serta kekurangan pelaburan dalam pelengkapan pengeluaran minyak. Kemerosotan pengeluaran sejak dekad 1990-an diiringi oleh kenaikan penggunaan dalam negeri sebanyak 5.4% setahun, suatu angka yang agak besar, dan kos untuk mengimport minyak pada tahun 2005 dijangka akan berharga AS$1.2 bilion. Oleh itu, walaupun Indonesia adalah sebuah pengeksport minyak mentah, ia telah dijadikan sebuah pengimport minyak, dengan subsidi bahan api diberikan oleh kerajaan untuk mengekalkan harga bahan api yang rendah. Subsidi tersebut mengenakan kos sebanyak AS$7 bilion pada tahun 2004. [3]. Oleh sebab subsidi minyak amat membebankan negara, Presiden Susilo telah memerintah pengurangan subsidi bahan api kerajaan pada beberapa peringkat [4]. Untuk meringankan kesusahan ekonomi rakyat, kerajaan Indonesia juga memberikan suatu subsidi sekali kepada semua warganegara yang berlayak.

Ekonomi Indonesia kini sedang menjalani proses pembinaan semula selepas tsunami yang melanda pada bulan Disember 2004. Kerajaan Indonesia telah menyatakan bahawa pemotongan-pemotongan subsidi adalah bertujuan untuk mengurangkan kurangan belanjawan sehingga 1% Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK) pada tahun ini (2005) daripada 1.6% pada tahun yang lalu.

Sektor galian

Indonesia ialah pasaran timah yang terbesar di dunia. Walaupun pengeluaran galian secara tradisi tertumpu kepada pengeluaran bauksit, perak, dan timah, Indonesia kini sedang mengembangkan pengeluaran tembaga, nikel, emas dan batu arangnya untuk pasaran-pasaran eksport. Pada pertengahan tahun 1993, Jabatan Lombong dan Tenaga membuka semula sektor batu arang kepada pelaburan asing, dengan hakikat bahawa pengeluar batu arang Indonesia yang terbesar kini berusaha sama dengan syarikat BP dan Rio Tinto, kedua-duanya syarikat United Kingdom. Jumlah pengeluaran batu arang mencapai 74 juta tan metrik pada tahun 1999, termasuk eksport sebanyak 55 juta tan, dengan kerajaan Indonesia berharap untuk melebihi 100 juta tan pengeluaran batu arangnya pada tahun 2002. Dua buah syarikat Amerika SyarikatKanada dan British masing-masing memiliki pelaburan yang besar dalam lombong nikel dan emas. Pada tahun 1998, nilai pengeluaran emas Indonesia mencapai AS$1 bilion, manakala pengeluaran tembaga mencapai AS$843 juta. Hasil daripada emas, tembaga, dan batu arang merupakan 84% daripada hasil sektor pelombongan galian sebanyak AS$3 bilion pada tahun 1998. mengendalikan tiga buah lombong tembaga/emas di Indonesia, dengan syarikat-syarikat

Pelaburan

Sejak akhir dekad 1980-an, Indonesia telah membuat perubahan yang penting kepada rangka kawal selianya untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini dibiayai sebahagian besarnya oleh pelaburan swata, baik asing mahupun dalam negeri. Para pelabur Amerika Syarikat menguasai sektor minyak dan gas, serta mengendalikan sesetengah projek pelombongan yang terbesar di Indonesia. Di samping itu, kehadiran bank, pengilang, dan pembekal perkhidmatan bertambah, khususnya selepas pembaharuan sektor perindustrian dan kewangan pada dekad 1980-an. Pelabur-pelabur asing utama yang lain termasuk Jepun, United Kingdom, Singapura, Belanda, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan.

Krisis ekonomi menyebabkan pembiayaian swasta yang berterusan menjadi sesuatu yang penting sekali tetapi menyusahkan. Kelulusan pelaburan asing baru jatuh sebanyak hampir dua pertiga antara tahun 1997 dan tahun 1999. Krisis tersebut juga menekankan bidang-bidang yang pembaharuan lanjut diperlukan. Bidang-bidang yang kerap dikemukakan untuk membaiki iklim pelaburan termasuk pengasasan sebuah sistem undang-undang dan kehakiman yang berfungsi, pematuhan kepada proses-proses persaingan, serta penerimaan piawai perakaunanharta intelektual masih lemah, dengan kekurangan penguatkuasaan yang berkesan merupakan sebuah kebimbangan yang utama. Di bawah Presiden Suharto, Indonesia telah beralih kepada penswastaan pembekalan infrastruktur awam, termasuk kuasa elektrik, jalan raya tol, dan telekomunikasi. Bagaimanapun, krisis kewangan itu juga telah mendedahkan kelemahan-kelemahan yang serius terhadap proses penyelesaian pertikaian, khususnya dalam bidang projek infrastruktur swasta. Walaupun Indonesia masih mempunyai kelebihan tenaga buruh yang besar, sumber semula jadi yang kaya, serta infrastruktur yang moden, pelaburan swasta dalam projek-projek baru hampir berhenti semasa krisis. dan pendedahan antarabangsa. Walaupun terdapat perbaikan undang-undang pada tahun-tahun kebelakangan ini, rejim hak

Pada bulan Mei 2004, sebuah mahkamah Indonesia memburukkan lagi masalah-masalah yang dihadapi oleh negara dalam penarikan pelaburan asing apabila keputusannya memihak kepada Tri Polyta, sebuah syarikat bahan kimia Indonesia, yang mengemukakan petisyen supaya mengisytiharkan terbitan bonnya batal dan tidak sah dan dengan itu, membebaskannya daripada sebarang kewajipan untuk membayar balik hutang.

Hubungan ekonomi dengan Amerika Syarikat

Eksport Indonesia ke Amerika Syarikat pada tahun 1999 berjumlah AS$9.5 bilion, manakala importnya dari Amerika Syarikat berjumlah AS$2.0 bilion, suatu penurunan yang ketara daripada AS$4.5 bilion pada tahun 1997. Barang-barang eksportnya ke Amerika Syarikat terdiri terutamanya daripada pakaian, jentera, dan pelengkapan pengangkutan, petroleum, getah asli, dan kasut, manakala barang-barang import termasuk pelengkapan pembinaan, jentera, barang penerbangan, bahan kimia, dan hasil pertanian.

Bantuan ekonomi kepada Indonesia diselaraskan oleh Kumpulan Perunding tentang Indonesia1989. Ia terdiri daripada 19 buah negara penderma dan 13 buah pertubuhan antarabangsa yang bermesyuarat setiap tahun untuk menyeleraskan bantuan penderma. Mesyuarat CGI pada tahun 2000 diadakan di Tokyo pada 17-18 Oktober. (CGI) yang dibentuk pada tahun

Agensi Amerika Syarikat untuk Pembangunan Antarabangsa (USAID) telah memberikan bantuan pembangunan kepada Indonesia sejak dari tahun 1950. Pada mula-mulanya, bantuan tertumpu kepada keperluan-keperluan republik baru yang paling cemas, termasuk bantuan makanan, pemulihan infrastruktur, penjagaan kesihatan, dan latihan. Pada sepanjang dekad 1970-an yang merupakan tempoh pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia, USAID memainkan peranan yang utama untuk membantu negara mencapai mampu diri dalam pengeluaran beras serta dalam pengurangan kadar kelahiran.

Rancangan USAID terkini bertujuan untuk membantu Indonesia memulihkan daripada krisis kewangan dengan memberikan bantuan makanan, kegiatan-kegiatan yang menjanakan pekerjaan, serta mengekalkan perkhidmatan kesihatan awam yang genting. USAID juga sedang membekalkan penasihat-penasihat teknik untuk membantu Kerajaan Indonesia melaksanakan pembaharuan ekonomi dan pemencaran fiskal, selain daripada menyokong kegiatan-kegiatan pendemokrasian dan pembangunan masyarakat awam melalui pertubuhan-pertubuhan bukan kerajaan.

Tidak dapat dipastikan secara keseluruhan, apakah Indonesia mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis secara keseluruhan atau tidak pada masa orde lama. Namun, berdasarkan beberapa pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan dalam beberapa pasal dalam Undang-Undang dapat disimpulkan bahwa Indonesia menggunakan sistem perpajakan dengan nilai pajak yang cukup tinggi, dan pemerintah masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak dan yang mungkin mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi negara. Ini menandakan bahwa Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan prinsip-prinsip dari dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.

Berdasarkan sejarah-sejarah dari beberapa sumber, Indonesia pernah menggunakan sistem ekonomi uang dan sewa tanah serta perpajakan, dimulakan dari kedatangan Inggris ke Indonesia pada awal abad ke-19 dengan Raffles sebagai gubernur jenderalnya. Oleh itu, Indonesia hanya perlu mengadaptasi dan memperbaiki sistem yang sudah ada.

Sistem ekonomi Indonesia juga didukung dengan diluncurkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia yang selanjutnya berganti menjadi Rupiah.

Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomiAsia pada saat itu. Ekonominya kini telah lumayan stabil saat ini. yang melanda sebagian besar

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mula menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dan karet.

Rekan perdagangan terbesar Indonesia yaitu Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.

Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan.